Tentang Mimpi Gadis Desa

Kata siapa, mimpi hanya milik orang kota?
Kata siapa, mimpi hanya milik orang kaya?
Buktinya saja aku, sekalipun aku lahir dari sebuah keluarga sederhana yang ada di sebuah desa kecil yang jauh dari peradaban metropolitan, aku punya seratus mimpi besar yang berusaha untuk ku gapai satu persatu.

Mimpi yang ku maksudkan disini bukanlah mimpi yang kau artikan sebagai bunga tidur, yang lenyap saat kau terbangun. Mimpi yang ku maksudkan disini juga bukanlah tentang kamu yang hidup dalam mimpi-mimpi yang hanya sebatas angan, melainkan tentang mimpi yang dihidupkan dalam perjalanan hidupmu lalu menjadi bagian dari ceritamu.

majalengka5
Bahkan dari peta itupun titik lokasi rumahku tak terdeteksi

Aku memang gadis desa. Rumahku saja berada di pelosok kabupaten yang jelas-jelas masih banyak orang yang tak tahu dimana letaknya. Ya, aku tinggal di pelosok Majalengka. Kau tahu Majalengka? Jangan kau bilang, kau tahunya hanya Majalaya atau Cicalengka yang letaknya ada di Kota Bandung. Jelas itu berbeda. Majalengka hanyalah sebuah kota kecil yang berbatasan langsung dengan Cirebon. Ku tahu, kau pasti sering mendengar Cirebon. Tapi tidak dengan Majalengka. Ah, sudahlah untuk apa pula aku menjelaskan Majalengka padamu, jika kau tak benar-benar berkunjung kesana.

Ku lanjutkan ceritaku pada cerita tentang mimpi-mimpiku. Tanpa ku sadari, aku telah diajarkan bermimpi sejak aku kecil. Ya, saat aku TK aku pernah bermimpi menjadi seorang dokter. Lalu saat duduk di bangku SMP aku bermimpi menjadi seorang akuntan dan dapat melanjutkan study di STAN. Memasuki bangku SMA aku bermimpi untuk menjadi seorang statistician dan dapat melanjutkan study di STIS. Namun ternyata, takdir berkata lain. Aku ditakdirkan untuk belajar menjadi seorang entrepreneur di SB IPB. Ya, memang begitulah cara bermimpi. Sekalipun dinamis, dan tak ada jaminan jika mimpimu pasti terwujud namun lewat mimpilah optimisme itu ada.

dreamm
this is my dreambook

Berkat menjadi mahasiswa SB IPB lah, aku diajarkan secara rinci bagaimana caranya bermimpi dalam mata kuliah Personal Skill Development di semester 2. Dari mata kuliah itulah, aku mampu menuliskan dan memvisualisasikan seratus mimpiku dengan metode SMART (Spesific, Measureable, Achieveable, Reachable, and Timeable). Aku menuliskan seratus mimpi itu dalam sebuah buku yang hingga kini ku jadikan sebagai pedomanku untuk meraihnya satu per satu. Dari buku itulah, aku tahu mimpi-mimpi yang mana saja yang menjadi prioritasku untuk dicapai dalam setahun kedepan. Ya, dreambook itulah yang menjadi guidebook di hidupku

Berkat dreambook itu pula lah, tahun ini aku berhasil menginjakkan kaki di Tanah Singapura dan merasakan terbang di angkasa menggunakan burung besi untuk pertama kalinya. Mungkin untuk sebagian orang, itu hanyalah mimpi kecil. Tapi bagiku tidak, itu mimpi yang besar dan perlu tekad dan usaha yang kuat untuk mewujudkannya. Untuk lebih lanjutnya, cerita tentang aku mewujudkan mimpiku hingga sampai ke Singapura, ku tuliskan dalam cerita berikutnya yah

dreamsin
Ini visualisasi mimpiku yang telah dicoba untuk direalisasikan

.

Dalam buku ‘nomadic heart’ diungkapkan jika mimpi adalah batas langit. Dan aku setuju dengan itu. Langit tak ada batasnya, itu artinya kamu bisa bebas bermimpi tanpa batas. Bermimpilah sejauh yang kau bisa gapai, sebab mimpi adalah kekuatan untukmu dapat menggapainya.

Beranikanlah untuk bermimpi setinggi yang kau mampu. Jika bermimpi saja kau tak berani, bagaimana dengan menghidupkan mimpi-mimpimu?

Let’s reach your dream, and breaks the limit!

– Fitri Kinasih Husnul Khotimah –

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑